Pergumulan Setelah Mengenal Kebenaran




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Berbicara mengenai hidup menurut roh, tidak dapat dilepaskan dari pergumulan Paulus dalam menundukkan diri kepada hukum Allah yang ditulis dalam Roma 7. Dalam Roma 8:1, Paulus memulai tulisannya dengan kalimat: Demikianlah…, ini berarti sebelum lebih lanjut menggali kebenaran dalam Roma 8, kita harus memahami tulisan Paulus dalam Roma 7. Dari banyak ayat Alkitab yang sukar dipahami, Roma 7:26 adalah ayat Alkitab yang sangat sukar dipahami. Ayat ini menjadi jembatan masuk ke dalam Roma 8. Ini berarti ayat ini penting sekali untuk digali maksudnya.<br> Dalam Roma 7:26 Paulus memberikan kesaksian: Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Pernyataan dari terjemahan Bahasa Indonesia memberi kesan yang sangat kuat seakan-akan Paulus memiliki hidup dalam dualisme, satu pihak dengan akal budinya Paulus melayani hukum Allah, tetapi di pihak lain dengan tubuh insaninya ia melayani hukum dosa. Dengan kesan tersebut, seakan-akan secara akal pikiran Paulus menyetujui hukum Allah atau hidup dalam kesucian Allah, tetapi di pihak lain Paulus menyetujui untuk hidup dalam dosa atau masih hidup dalam dosa karena menuruti keinginan dosa dalam dagingnya. Dalam hal ini, seakan-akan pula terlihat betapa buruknya kepribadian atau karakter Paulus.<br> Karena kesan tersebut, maka ada teolog-teolog yang memiliki pandangan bahwa pergumulan Paulus dalam Roma 7:23-26 adalah pergumulan Paulus sebelum ia mengenal Tuhan Yesus, atau sebelum ia mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus. Juga ada yang mengatakan bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat tambahan yang tidak ada dalam naskah aslinya. Melalui penelitian, ternyata semua naskah asli memuat kalimat tersebut. Jadi, hal ini tidak boleh dibantah, karena memang Paulus menulis kalimat tersebut. Masalahnya adalah bagaimana memahami isi atau maksud tulisan Paulus tersebut?<br> Adalah pandangan yang sangat keliru kalau mengatakan bahwa pernyataan Paulus tersebut menunjukkan pergumulannya sebelum mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebenarnya, pergumulan Paulus di sini adalah pergumulannya setelah mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus. Sangat mudah untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa hal tersebut adalah pergumulan Paulus sesudah mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini ditunjukkan oleh Roma 7:25 yang mengatakan:  Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Dari pernyataan ini, jelas sekali bahwa hal ini adalah pergumulan setelah mengenal Yesus.<br> Dalam Alkitab Bahasa Indonesia tertulis bahwa Paulus “melayani hukum dosa”. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh Paulus, sebab Paulus dalam kesaksiannya menyatakan: bahwa sebelum mengenal Tuhan Yesus, ia seorang yang tidak bercacat dalam melakukan hukum Taurat (Flp. 3:6). Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak pernah mengenal hidup dalam perhambaan kepada dosa atau melayani hukum dosa, justru yang dirasakan oleh Paulus adalah sebaliknya, sebelum mengenal Tuhan Yesus, yaitu ketika hidup dalam keberagamaan Yahudi ia merasa tidak bercacat. Tentu yang dipahami oleh Paulus mengenai dosa sebelum mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus adalah pelanggaran terhadap hukum Taurat. Mengenai hal itu ia menyaksikan bahwa dirinya tidak bercacat, artinya ia bukan seorang pelanggar hukum Taurat. Sangatlah tidak mungkin ia memiliki pernyataan bahwa dirinya diperhamba oleh dosa atau menghambakan diri kepada dosa sebelum mengenal Tuhan Yesus, sebab sebelumnya ia merasa tidak bercacat. Jadi, jelas bahwa Roma 7 tersebut adalah pergumulan Paulus sesudah mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus. Adapun Roma 7 adalah pergumulan Paulus ketika harus memilih hidup menurut daging atau menurut roh. Yang mana hal ini tidak pernah dialaminya sebelum mengenal keselamatan dalam Tuhan Yesus.<br>