Menaklukkan Diri Kepada Kesucian Allah




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Paulus mengatakan: Dengan akal budiku aku melayani hukum Allah. Kata “akal budi” dalam teks aslinya adalah nous (νους) yang sama artinya dengan pikiran. Adapun kata “melayani” dalam teks aslinya adalah douleuo (δουλεύω) yang artinya diperbudak atau dibelenggu atau diperhamba, hal ini sama dengan “menundukkan diri”. Kalau Paulus mengatakan bahwa dengan akal budinya ia melayani hukum Allah artinya bahwa Paulus menundukkan pikirannya pada kehendak Allah. Paulus melakukannya dengan sengaja dan sadar. Ini berarti Paulus harus menggerakkan dirinya sendiri untuk menundukkan pikirannya kepada kehendak Allah. Paulus berusaha menundukkan pikirannya kepada hukum kesucian Allah.<br> Kemudian Paulus menyatakan: tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Tubuh insani dalam teks aslinya adalah sark (σαρξ) yang menunjukkan kepada daging yang memuat “kodrat dosa”, yang dalam teks aslinya adalah nomo hamartias (νομω αμαρτιας). Paulus jelas sekali menunjukkan bahwa ia masih memiliki kodrat dosa di dalam dirinya. Tetapi ini bukan berarti Paulus sengaja menundukkan diri kepada kehendak dosa atau kodrat dosa di dalam dirinya. Kalimat ini sangat penting untuk diperhatikan. Seharusnya dalam terjemahan tersebut tidak ada kalimat “melayani hukum dosa”, sehingga kalimat dalam Bahasa Indonesia mengesankan bahwa Paulus sengaja menundukkan diri kepada dosa atau melayani kodrat dosa.<br> Dalam teks aslinya, Roma 7:26 tertulis:  ara oun autos ego to men noi douleuo nomo theou te de sarki nomo hamartias (Αρα οὖν αὐτὸς ἐγὼ τῷ μὲν νοῒ δουλεύω νόμῳ θεοῦ τῇ δὲ σαρκὶ νόμῳ ἁμαρτίας). Kalau kalimat Roma 7:26 dibagi dalam dua bagian, maka bagian pertama berbunyi: Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, dan kalimat berikutnya adalah: tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Kalimat pertama memuat kata douleuo, tetapi di kalimat kedua tidak terdapat kata douleuo. Memang kata douleuo bisa digunakan dalam dua kalimat tersebut, tetapi kita harus berhati-hati agar jangan menimbulkan kesan seakan-akan Paulus (sengaja) menundukkan diri kepada dosa untuk menuruti atau melayani kodrat dosa.<br> Paulus menundukkan pikirannya kepada hukum kesucian Allah, tetapi tidak dikatakan bahwa Paulus sengaja menundukkan diri kepada hukum atau kodrat dosa di dalam dirinya. Ada kalimat penting di kalimat pertama yaitu ego to men (ἐγὼ τῷ μὲν), yang artinya “aku sendiri dengan sungguh-sungguh”. Supaya tidak salah mengerti yang dimaksud Paulus dalam Roma 7:26, maka mestinya ayat ini diterjemahkan: Aku sendiri dengan sungguh-sungguh menundukkan pikiranku kepada hukum kesucian Allah, sementara aku masih tinggal dalam tubuh yang ada dalam kodrat dosa. Kalimat ego to men, hanya ada di kalimat pertama, tetapi tidak ada pada kalimat kedua. Hal ini mengisyaratkan bahwa hal melayani hukum dosa, bukanlah tindakan yang sengaja dilakukan. Memang faktanya kadang-kadang masih terjadi tindakan yang menuruti kodrat dosa, tetapi tidak dengan sungguh-sungguh Paulus bermaksud menundukkan dirinya kepada dosa.<br> Kalimat: … tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Jadi, sementara Paulus sungguh-sungguh bermaksud menundukkan dirinya kepada kehendak Allah, sementara itu ia masih ada dalam daging yang memiliki godaan untuk melawan kehendak Allah atau ia masih ada dalam kodrat dosa. Dalam logika sederhana saja sangat jelas, bahwa sangatlah tidak mungkin Paulus yang menasihati jemaat untuk hidup menurut roh, tetapi dirinya sendiri tunduk kepada hukum dosa. Dalam tulisannya ini Paulus dengan jujur mengakui bahwa di dalam tubuhnya masih ada kodrat dosa. Itulah sebabnya Paulus berseru “celaka aku”. Kata celaka dalam teks aslinya adalah talaiporos (ταλαίπωρος). Kata talaiporos, artinya aku harus bekerja keras. Adapun untuk kata celaka yang benar-benar mendatangkan “bencana atau kecelakaan” dalam bahasa Yunani menggunakan kata ouai (οὐαί). Jadi kata celaka di Roma 7:26 menunjukkan bahwa Paulus harus bekerja keras menaklukkan kodrat dosanya.<br>