Menang Atas Kodrat Dosa




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Dari kesaksian Paulus yang tertulis di dalam Roma 7:22-26 tersebut dapatlah diperoleh pelajaran rohani yang sangat berharga: Walaupun seseorang mengaku dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi Allah masih membiarkan ada kodrat dosa di dalam tubuhnya. Kodrat dosa orang percaya tidak otomatis lenyap pada waktu ia menyatakan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dengan kenyataan ini, orang percaya harus berjuang untuk dapat mematikan kodrat dosanya. Proses ini dalam Roma 8:2 disebut sebagai hukum roh kehidupan.  Inilah perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibr. 12:1-2). Orang percaya harus memenangkan perlombaan tersebut. Tuhan Yesus tidak menggantikan orang percaya untuk meraihkan kemenangan secara gratis. Tuhan Yesus dalam pengorbanan-Nya mencapai kemenangan bagi  diri-Nya, dan dari kemenangan tersebut Ia dapat memberikan fasilitas keselamatan kepada orang percaya untuk dapat menang. Menang di sini artinya berhasil mengenakan kodrat Ilahi. Kemenangan ini bukanlah kemenangan gratis yang kita peroleh dari Tuhan, tetapi hasil dari perjuangan orang percaya untuk hidup menurut pimpinan Roh.<br> Kemenangan dalam hidup orang percaya dapat terjadi, jika orang percaya menundukkan pikirannya kepada kehendak Allah. Itulah sebabnya dalam Roma 12:2, Paulus menasihati orang percaya untuk selalu melakukan pembaharuan pikiran. Melakukan pembaharuan pikiran dengan kebenaran Firman Tuhan adalah cara untuk menundukkan pikiran bagi Allah. Terkait dengan hal ini dalam 2 Korintus 10:4 Paulus menyatakan: karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kuasa yang dimaksud adalah kebenaran Firman, sedangkan benteng-benteng adalah pikiran yang bukan berasal dari Allah.<br> Sesungguhnya peperangan berlangsung dalam pikiran. Kalau perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan adalah perjalanan menempuh jarak, tetapi perjalanan hidup orang percaya adalah perjalanan mengubah manusia batiniahnya. Perubahan manusia batiniah dimulai dari pikirannya. Dalam 1 Korintus 10:1-13, Paulus mengingatkan bahwa kegagalan sebagian besar bangsa Israel mencapai tanah Kanaan menjadi contoh dan peringatan bagi kita. Ini berarti sebagaimana sebagian besar bangsa Israel gagal mencapai tanah Perjanjian, maka bukan tidak mungkin pula orang-orang Kristen gagal mengubah manusia batiniahnya, sehingga sampai mati belum hidup menurut roh.<br> Kemenangan orang percaya diawali dari usahanya untuk terus menerus memperbaharui pikiran dengan kebenaran Firman Tuhan. Tuhan Yesus pun menyatakan kalau seseorang tetap di dalam Firman, artinya tekun belajar kebenaran Firman, maka ia dapat menjadi murid artinya bisa diubah oleh Tuhan. Selanjutnya, ia akan mengenal kebenaran dan kebenaran itulah yang memerdekakan (Yoh. 8:31-32). Ini adalah sebuah perjuangan. Orang percaya dipanggil untuk berjuang menaklukkan dirinya kepada Tuhan. Paulus bersyukur kepada Tuhan Yesus, sebab oleh fasilitas keselamatan yang disediakan ia mampu mencapai kesucian Allah dengan menaklukkan diri kepada Tuhan guna melakukan kehendak Bapa. Itulah yang dimaksud dengan kemenangan yang sejati.<br> Paulus dengan sungguh-sungguh menundukkan diri kepada hukum Allah di mana pikirannya (akal budinya) melayani hukum Allah, walaupun dalam kenyataannya ia masih mengenakan tubuh yang berkodrat dosa. Perjuangan yang dilakukan semata-mata karena ia mengasihi Tuhan. Kalau kodrat dosa dengan mudah secara otomatis dicabut oleh Tuhan, maka orang percaya tidak dapat menunjukkan kesungguhannya untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Kalau orang percaya tidak mematikan kodrat dosa di dalam dirinya, maka ia tidak dapat membuktikan percayanya kepada Tuhan. Percaya berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayai. Kalau seseorang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, maka dengan tindakan ia harus menyangkal diri untuk mengenakan kodrat Ilahi atau mengikut jejak Tuhan Yesus.