Perbandingan Nilai Waktu




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Durasi hidup manusia, sesuai dengan kitab Mazmur, adalah tujuh puluh tahun. Tujuh puluh tahun tersebut menentukan nasib atau keberadaan seseorang di kekekalan. Bisa dimengerti kalau Paulus berjuang untuk mencapai perkenanan Tuhan di singkat umur hidupnya, sebelum kemah tubuhnya dibongkar oleh Allah (2Kor. 5:1-3; 9-10). Paulus menulis bahwa penderitaan ringan yang sekarang ini (berkisar 70 tahun), mengerjakan bagi orang percaya kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan itu (Rm. 8:18). Dalam pernyataan Paulus di Roma 8:18 tersebut, Paulus membuat perbandingan antara penderitaan yang dialaminya sekarang (berkisar 70 tahun) dengan kemuliaan yang akan diperolehnya.<br> Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh juta tahun, maka satu detiknya sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan di tujuh juta tahun. Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh milyar tahun, maka satu detiknya lebih sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan selama tujuh milyar tahun. Kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan tujuh trilyun tahun, maka satu detiknya lebih jauh sangat berarti untuk mengerjakan kemuliaan selama tujuh trilyun tahun. Dan kalau tujuh puluh tahun dibanding dengan kekekalan, maka satu detiknya untuk mengerjakan kemuliaan kekal tersebut bernilai tak terhingga.  Dengan demikian setiap detik waktu hidup kita memiliki nilai yang tidak terhingga yang harus kita hargai.<br> Mata perhatian kita tidak boleh hanya memandang saat-saat terakhir hidup ini, dan menilainya seakan-akan lebih berarti dibanding waktu lain di perjalanan hidupnya; seolah-olah hanya saat-saat terakhir yaitu tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit dan detik-detik terakhir yang menentukan nasib kekalnya. Yang menentukan nasib kekal manusia bukan hanya akhir perjalanan hidupnya tetapi sepanjang perjalanan hidupnya. Kalau di awal perjalanan hidupnya sudah salah melangkah, maka sangat besar kemungkinan pada pertengahan menjadi sulit untuk benar, apalagi di akhir perjalanan hidupnya. Awalnya benar saja belum tentu pertengahannya benar. Apalagi kalau awalnya salah, maka kesalahan tersebut bisa berlanjut terus sampai akhir.<br> Harus diingat bahwa tidak seorang pun tahu kapan detik terakhir hidupnya. Setiap detik adalah momentum (kairos) yang berharga yang memuat pelajaran rohani yang berharga, sesuai dengan jadwal pembentukan yang Tuhan susun seperti kurikulum (kronos). Dalam membangun wajah Tuhan Yesus di dalam diri kita, atau membangun gambar diri sesuai kehendak dan rancangan Allah, Allah menggunakan setiap kesempatan. Itulah sebabnya Firman Tuhan menyatakan bahwa kita harus menggunakan waktu yang ada, sebab hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16). Satu detik memiliki arti yang sangat berharga, karena itu bagian dari durasi (hora), urut-urutan (kronos) dan kesempatan (kairos) yang Tuhan berikan. Bila manusia menggunakan waktu dengan baik maka waktu itu membawanya kepada kemuliaan. Harus kita ingat bahwa waktu (hora) kita makin berkurang, kesempatan-kesempatan (kairos) dapat berlalu tanpa hasil dan urut-urutan (kronos) pembentukan Tuhan atas kita menjadi sia-sia.<br> Kesalahan banyak orang Kristen dewasa ini adalah kecenderungan menyelesaikan segala sesuatu secara instant (cepat dan mendadak). Mereka berpikir kedewasaan rohani menemukan atau gambar diri sesuai kehendak dan rancangan Allah dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Mereka juga berpikir bahwa ketidakmustahilan bagi Tuhan juga berlaku dalam mengubah karakter seseorang secara cepat dan ajaib. Dalam hal ini mereka berpikir bahwa perubahan karakter dapat terjadi melalui mukjizat. Bisa dimengerti kalau ada pelayanan pelepasan yang mengusahakan bisa membuat seseorang bisa menjadi tidak pemarah, tidak berzina dan lain sebagainya, melalui pelayanan pelepasan dalam waktu singkat. Ini adalah salah.<br> Betapa berharganya waktu kita. Detik demi detik berlalu, Tuhan selalu menunggu anak-anak-Nya untuk menggunakan kesempatan hidup ini untuk meraih berkat kesulungan.