Semua Orang Percaya Adalah Fulltimer




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Setiap orang Kristen harus hidup dalam misi Tuhan atau dalam pelayanan Tuhan. Pada dasarnya perintah Tuhan kepada Petrus agar ia memberi makan domba-domba-Nya atau menggembalakan domba-domba Tuhan, bukan hanya bagi Petrus. tetapi bagi semua orang yang menjadi ”penjaga bagi saudaranya” (Yoh. 20:21). Setiap orang yang mengikut Yesus harus mengikuti jejak-Nya, setiap orang yang percaya kepada Yesus dan hidup di dalam Dia, ia harus hidup seperti Yesus hidup (1Yoh. 1:6). Hidup seperti Yesus hidup, juga berarti hidup dalam pelayanan, yaitu bagaimana  memperhatikan kepentingan orang lain (Mat. 20:28). Jadi, menjadikan jemaat misioner adalah keharusan bagi gereja  Tuhan. Banyak orang Kristen yang tidak menyadari dan tidak mau mengerti hal ini. Bila seseorang tidak mau mengerti hal ini atau tidak menerima hal ini, maka ia adalah seorang pemberontak. Inilah pertanggungan jawab dalam hidup setiap orang Kristen.<br> Seperti yang telah disinggung bahwa panggilan itu berkenaan dengan respon kita terhadap tanggung jawab hidup kita kepada Tuhan untuk hidup dalam misi-Nya atau dalam pelayanan, oleh sebab itu kita harus menemukan tempat di mana kita harus melayani Tuhan. Dalam 1 Korintus 12:12, dikatakan bahwa kita semua satu tubuh, tetapi memiliki anggota yang berbeda. Untuk menggenapi rencana-Nya, Tuhan menempatkan kita masing-masing pada tempat kita yang khusus. Masing-masing orang percaya pasti memiliki panggilan yang khas, khusus dan benar-benar spesifik. Apakah itu sebagai pendeta, pegawai, insinyur, dokter, akuntan, aparat keamanan, pejabat pemerintah, pengacara dan lain sebagainya.<br> Mengapa kita tidak berani berkata bahwa diri kita adalah pelayan Tuhan yang statusnya fulltimer bagi Tuhan? Ada beberapa penyebabnya. Pertama, konsep yang salah mengenai pelayanan. Pelayanan selalu dikaitkan dengan kegiatan di lingkungan gereja. Padahal tanpa dukungan jemaat di luar gereja, gereja lumpuh tidak dapat berbuat apa-apa. Harus diingat bahwa banyak anggota tetapi satu tubuh (1Kor. 12:12). Masing-masing anggota jemaat sesungguhnya memiliki panggilan khusus. Profesi yang disandang seseorang juga adalah jabatan rohani untuk mendukung rencana penyelamatan dunia. Pemisahan pekerjaan rohani dan pekerjaan duniawi yang diukur dengan pekerjaan di lingkungan gereja dan di luar lingkungan gereja adalah pembodohan yang membuat anak-anak Allah tidak sungguh-sungguh mengembangkan diri di bidang yang digelutinya sebagai pelayanan. Kemudian terjadi pengkultusan terhadap satu sosok. Padahal semua anak Allah adalah imamat-imamat bagi Tuhan (1Ptr. 2:9). Setiap orang percaya adalah hamba atau pelayan Tuhan yang memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan.<br> Kedua, ketidaksediaan mempersembahkan segenap hidup bagi Tuhan. Hal ini terjadi sebab seseorang berkeberatan menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah. Pribadinya masih egois. Ia hanya melihat kepentingan dirinya, keluarga dan orang-orang yang dianggap sebagai sesamanya. Orang seperti merasa tidak aman kalau masuk dalam pelayanan. Ia merasa hidupnya akan terganggu kalau menumpahkan hidupnya bagi Tuhan. Ia merasa perjuangannya mencapai semua keberhasilan itu hanya pantas untuk dirinya sendiri. Kalaupun ia membagi miliknya bagi orang lain, ia pasti memberi dalam kelebihan atau kemewahannya, bukan seperti janda yang memberi segenap hidupnya, ia memberi dalam kekurangan (Luk. 21:1-4). Tidak sedikit yang memberi sebagian uangnya dengan harapan memperoleh pujian, sanjungan atau karena mau membeli manusia. Pada dasarnya mereka tidak mempersembahkan hidup bagi Tuhan, tetapi mempersembahkan hidup untuk diri sendiri.<br> Ketiga, ketidaksediaan meninggalkan kesenangan dunia termasuk praktik dosa dalam kehidupannya setiap hari. Kalau menunggu hidup suci atau tidak melakukan praktik dosa, kemudian baru mau melayani Tuhan, maka seseorang akan hampir pasti tidak pernah melayani Tuhan selamanya. Mestinya saat ini, ketika Firman Tuhan disampaikan ini,