Seluruh Perjalanan Hidup




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Sering kita mendengar orang berkata dan bermoto, bahwa bukan awal perjalanan yang menentukan tetapi akhir perjalanan. Karena hampir semua orang setuju dengan pernyataan tersebut, banyak orang Kristen pun ikut-ikutan setuju terhadap pemikiran tersebut. Apakah pernyataan ini benar? Apakah akhir perjalanan hidup seseorang yang menentukan segalanya. Pernyataan tersebut mengesankan bahwa hanya saat-saat terakhir kehidupan seseorang yang menentukan nasib kekalnya. Bila konsep ini dibenarkan, maka ada kecenderungan untuk tidak mulai berjaga-jaga mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum mendekati hari kematian atau menghadap takhta pengadilan Tuhan. Tidak heran kalau ada orang-orang yang menunda pertobatannya, baginya yang penting di hari tua atau saat-saat terakhir sebelum meninggal mau bertobat dan membenahi diri dengan baik.<br> Hal tersebut adalah sebuah kecerobohan, sebab seseorang tidak pernah tahu kapan saat terakhir hidupnya. Itulah sebabnya Tuhan jarang sekali memberitahu kapan seseorang dipanggil-Nya pulang. Hal ini paralel dengan hari kedatangan Tuhan. Tidak seorang pun tahu kapan kedatangan-Nya yang kedua kali untuk menyudahi sejarah dunia ini (Mat. 24:36; Kis. 1:7). Kalau manusia tahu hari kedatangan-Nya, maka sikap berjaga-jaga yang benar tidak dimiliki secara benar. Pertobatan seseorang pun juga tidak benar.<br> Sebenarnya yang menentukan “nasib kekal seseorang” bukan hanya akhir perjalanan hidupnya, tetapi juga awal, pertengahan dan seluruh perjalanan hidupnya. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa awal dan pertengahan perjalanan hidup tidak terlalu penting. Sesungguhnya, seluruh waktu yang tersedia yang Tuhan berikan dalam perjalanan hidup ini adalah kesempatan untuk bersiap-siap bertemu dengan Hakim Agung. Ini berarti setiap saat seseorang harus siap menghadap Tuhan untuk mempertanggungjawabkan seluruh kehidupannya selama di dunia (2Kor. 5:9-10). Bagi orang percaya pertanggungan jawabnya adalah apakah telah menemukan gambar diri yang Allah kehendaki. Di sinilah letak keberkenanan di hadapan Allah. Untuk meraih hal ini orang percaya harus memanfaatkan setiap detik waktunya guna pengembangan diri untuk sempurna seperti Bapa.<br> Dalam bahasa Yunani ada beberapa kata yang dapat diterjemahkan “waktu” dalam bahasa Indonesia. Pertama hora. Kata ini menunjuk kepada waktu dalam pengertian durasinya (panjang pendeknya, lama singkatnya). Kita harus memperhatikan bahwa durasi waktu hidup kita sangat singkat. Durasi waktu itu merupakan kesempatan untuk merubah diri menjadi pribadi yang Tuhan kehendaki. Dalam tujuh puluh tahun umur hidup ini, seseorang harus menemukan gambar dirinya sesuai dengan kehendak Tuhan. Porsi waktu yang diberikan Tuhan sudah tertentu, hal ini harus menjadi sesuatu yang menggetarkan jiwa kita.<br> Kata kedua adalah kronos. Kronos artinya waktu dalam pengertian urut-urutannya. Kata ini menjadi kronologi dalam Bahasa Indonesia. Dalam kebijaksanaan Tuhan, Tuhan telah merancang segala sesuatu indah. Rancangan Tuhan tersebut seperti kurikulum mahasiswa yang dirancang agar mahasiswa dapat menjadi lulusan yang berkualitas. Melalui urut-urutan peristiwa dalam kehidupan ini, seorang anak Allah dibentuk agar menemukan gambar dirinya yang benar menurut Pencipta-Nya. Dalam hal ini, Allah bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Sedangkan kata yang ketiga adalah kairos. Kairos berarti momentum. Ada saat-saat yang berharga dan sangat berarti dalam kehidupan ini di mana Tuhan menggarap seseorang. Momentum-momentum tersebut merupakan vitamin jiwa yang merubah warna jiwa seseorang menjadi seperti yang Tuhan mau. Warna jiwa inilah yang menentukan kualitas gambar diri seseorang. Dalam hal ini juga, Allah bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia.<br> Tiga kata untuk waktu ini (hora, kronos dan kairos) mengisyaratkan bahwa seluruh perjalanan waktu hidup ini penting. Bukan hanya awal perjalanan yang penting tetapi juga seluruh hora...